Senin

KETENTUAN-KETENTUAN KHUSUS DALAM MEMILIH JURUSAN



BUTUH GURU LES PRIVAT UNTUK ANAK ANDA?

Tercatat sebanyak 61 Perguruan Tinggi Negeri di seluruh Indonesia akan membuka kesempatan bagi para calon mahasiswa baru yang berminat melalui SNMPTN, ujian tertulis maupun jalur mandiri di tahun 2013 ini. Beragam pilihan program studi yang disediakan memberikan kesempatan bagi para siswa untuk menentukan pilihan jurusan yang sesuai dengan minatnya. Namun demikian, para siswa diminta untuk tetap benar-benar teliti sebelum memutuskan jurusan apa yang mereka hendak pilih, tidak hanya semata berdasarkan keinginan, minat atau bakat saja, namun mereka juga harus memperhatikan hal-hal penting yang telah ditentukan oleh tiap-tiap PTN, atau lebih spesifiknya lagi, mereka juga harus benar-benar memperhatikan ketentuan-ketentuan yang diberlakukan oleh tiap-tiap jurusan yang hendak mereka tuju, karena hal ini juga akan mempengaruhi seberapa besar peluang mereka untuk dapat diterima atau tidaknya di PTN dan jurusan yang mereka tuju. 

Hal yang sama juga diingatkan oleh Akhmaloka, yang dalam SNMPTN 2013 ini bertindak sebagai ketua panitia, bahwa setiap program studi masing-masing telah menetapkan kriteria dan persyaratan tertentu dalam proses penyeleksian dan itu tidak semuanya tertulis di dalam persyaratan ketika pada saat mendaftar SNMPTN. Sebagai contoh saja misalnya, untuk jurusan Teknik, ada sebuah persyaratan khusus dimana para calon peminatnya diwajibkan tidak boleh buta warna. Begitu pula untuk jurusan-jurusan lainnya, masing-masing punya ketentuan tersendiri. Bahkan ada pula satu program studi yang sama namun program studi tersebut memiliki ketentuan persyaratan yang berbeda-beda untuk tiap-tiap PTN-nya. Misalnya, untuk program studi Ilmu Psikologi. Beberapa PTN mensyaratkan bagi para calon mahasiswanya harus berasal dari jurusan IPS, namun di PTN lain justru sebaliknya, calon mahasiswanya dipersyaratkan haruslah yang berasal dari jurusan IPA. 

Hal-hal semacam ini lah yang menurut Akhmaloka tidak sampai lolos dari perhatian, sebab akan mempengaruhi peluang dan keputusan diterima atau tidaknya calon mahasiswa tersebut di jurusan yang diinginkan. Untuk mengetahui tipikal tiap-tiap jurusan berikut persyaratan-persyaratannya, Akhmaloka menyarankan agar setiap calon mahasiswa jangan sampai melewatkan informasi yang telah tersedia di dalam situs resmi SNMPTN: www.snmptn.ac.id. Di situs tersebut akan ditemukan informasi dari masing-masing PTN, dan masing-masing jurusan, mulai dari persyaratan khusus yang berlaku sampai dengan berapa jumlah daya tampungnya di masing-masing jurusan tersebut. Ini sangat bermanfaat guna menghindari kesalahan kecil namun bisa jadi dapat berakibat fatal, misalnya, seorang siswa yang mendaftar untuk masuk jurusan Teknik terpaksa harus menerima kegagalan hanya karena ia menderita buta warna, padahal point yang berhasil diperolehnya dari hasil ujian tertulis justru berada di grade yang cukup tinggi.

Selain informasi yang dapat ditemukan di dalam situs SNMPTN, ada baiknya juga jika setiap calon mahasiswa ikut men-check pula website-website Perguruan Tinggi Negeri yang hendak dituju sebelum memutuskan untuk memilih. Berikut adalah alamat-alamat website beberapa PTN:

1.        UNIVERSITAS AIRLANGGA
http://www.unair.ac.id
  1. UNIVERSITAS BRAWIJAYA
    http://www.brawijaya.ac.id
  2. UNIVERSITAS CENDRAWASIH
    http://www.uncen.ac.id
  3. UNIVERSITAS DIPONEGORO
    http://www.undip.ac.id
  4. UNIVERSITAS GADJAH MADA
    http://www.ugm.ac.id
  5. UNIVERSITAS HALUOLEO
    http://www.unhalu.ac.id
  6. UNIVERSITAS INDONESIA
    http://www.ui.ac.id
  7. UNIVERSITAS JAMBI
    http://www.unja.ac.id
  8. UNIVERSITAS JEMBER
    http://www.unej.ac.id
  9. UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
    www.unsoed.ac.id
  10. UNIVERSITAS MALIKUSSALEH
    http://www.um.ac.id
  11. UNIVERSITAS MULAWARMAN
    http://www.unmul.ac.id
  12. UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
    http://www.ung.ac.id
  13. UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
    http://www.unj.ac.id
  14. UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
    http://www.unm.ac.id
  15. UNIVERSITAS NEGERI MALANG
    http://www.malang.ac.id
  16. UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
    http://www.unimed.co.id
  17. UNIVERSITAS NEGERI PADANG
    http://unp.ac.id
  18. UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
    http://www.unnes.ac.id
  19. UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
    http://www.unesa.ac.id
  20. UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
    http://www.uny.ac.id
  21. UNIVERSITAS NUSA CENDANA
    http://www/undana.ac.id
  22. UNIVERSITAS PADJADJARAN
    http://www.unpad.ac.id
  23. UNIVERSITAS PALANGKA RAYA
    http://upr.ac.id
  24. UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
    http://www.upi.edu
  25. UNIVERSITAS RIAU
    http://www.unri.ac.id
  26. UNIVERSITAS SAM RATULANGI
    http://www.unsrat.ac.id
  27. UNIVERSITAS SEBELAS MARET
    http://www.uns.ac.id
  28. UNIVERSITAS SRIWIJAYA
    http://www.unsri.ac.id
  29. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
    http://www.usu.ac.id
  30. UNIVERSITAS SYIAH KUALA
    http://www.unsyiah.ac.id
  31. UNIVERSITAS TADULAKO
    http://www.untad.ac.id
  32. UNIVERSITAS TANJUNGPURA
    http://www.untan.ac.id
  33. UNIVERSITAS TERBUKA
    http://mail.ut.ac.id
  34. UNIVERSITAS TRUNOJOYO
    http://trunojoyo.ac.id
  35. UNIVERSITAS UDAYANA
    http://www.unud.ac.id
  36. INSTITUT PERTANIAN BOGOR
    http://www.ipb.ac.id
  37. INSTITUT SENI INDONESIA DENPASAR
    http://www.isi-dps.ac.id
  38. INSTITUT SENI INDONESIA YOGYAKARTA
    http://www.isi.ac.id
  39. INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
    http://www.itb.ac.id
  40. INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
    http://www.its.ac.id
  41. SEKOLAH TINGGI SENI INDONESIA SURAKARTA
    http://www.stsi-ska.ac.id
  42. SEKOLAH TINGGI SENI INDONESIA BANDUNG
    http://www.stsi-bdg.ac.id

SNMPTN ANTARA MINAT, BAKAT, DAN JURUSAN FAVORIT



BUTUH GURU LES PRIVAT UNTUK ANAK ANDA?

Setiap tahun momentum SNMPTN adalah momen penting demi terbukanya salah satu pintu harapan untuk mengejar cita-cita dan masa depan. Bagi siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) sederajat, momentum ini seolah sudah menjadi bagian krusial di dalam “karir” pendidikan mereka sekaligus kerap dijadikan sebagai momen “pembuktian”. Seperti kita ketahui, untuk bisa menjadi yang terpilih dan lolos seleksi masuk ke Perguruan Tinggi Negeri saja sudah merupakan sebuah prestasi yang tidak bisa dipandang sebelah mata. Dengan perbandingan jumlah kursi yang disediakan oleh pemerintah di bangku Perguruan Tinggi Negeri dan jumlah peminat yang mendaftar sudah dapat kita lihat dengan jelas bahwa yang terpilih nantinya adalah benar-benar siswa unggulan, baik dalam hal prestasi maupun dari segi kemampuan lainnya.

Namun begitu, di dalam kesempatan “emas” ini ternyata masih kerap juga terjadi yang jika tidak mau disebut sebagai satu kesalahan, anggap saja sebagai “kecerobohan”. Untuk lebih jelasnya tentang apa yang dimaksud, kita ambil satu contoh, ada salah seorang siswa yang berhasil lolos terpilih untuk duduk di salah satu PTN, namun belakangan setelah siswa tersebut menjadi mahasiswa, justru ia baru menyadari bahwa pilihan jurusan yang dimasukinya ternyata tidak sesuai dengan apa yang diinginkannya, tidak sesuai dengan minatnya, bakatnya dan akhirnya menyalahkan keputusannya dalam memilih jurusan. Hal ini sudah pasti akan membawa pengaruh yang besar terhadap motivasi mahasiswa tersebut dalam mengikuti masa perkuliahan selanjutnya. Motivasi yang seharusnya terbangun untuk giat dan tekun belajar, belakangan justru memudar, lalu muncul gejala-gejala disconcentration, yang ujung-ujungnya sudah pasti akan sangat berbahaya terhadap kelangsungan pendidikan mahasiswa tersebut.

Banyak kasus-kasus seperti ini terjadi, dan tidak jarang berakhir dengan kegagalan mahasiswa tersebut dalam menyelesaikan kuliah, atau mungkin kuliah tetap berjalan namun tanpa hasil yang maksimal. Banyak kerugian yang dihasilkan di sini, terutama waktu dan biaya yang terbuang. Meskipun memang, bukan berarti kita dapat memukul rata bahwa semua yang mengalami “kasus” semacam ini akan selalu berakhir dengan kegagalan, karena banyak juga di antara mereka yang justru dapat melewati tahapan ini dan lalu berhasil membuktikan kesuksesannya di bidang lain yang sesuai bakat dan minatnya.

Dari fenomena yang terjadi, ada baiknya kita mengetahui terlebih dulu pangkal dari permasalahan ini. Ketika momentum SNMPTN berlangsung, setiap siswa sudah pasti akan berupaya semaksimal mungkin untuk menjadi salah satu yang terpilih. Terdapat beberapa kecenderungan di dalam tahapan ini, terutama tahapan ketika memutuskan jurusan mana yang akan diambil.

Kecenderungan pertama, siswa memilih jurusan hanya berdasarkan favoritisme yang sudah terlanjur identik dengan salah satu jurusan, misalnya karena jurusan tersebut merupakan jurusan popular, banyak peminatnya dan dianggap bergengsi. Lalu tanpa berfikir panjang, siswa tersebut langsung menetapkan jurusan tersebut sebagai pilihan. Tanpa mempertimbangkan minat, bakatnya sendiri dan lebih ceroboh lagi jika ia juga tidak menakar lebih dulu kemampuannya sendiri.

Kecenderungan kedua adalah, siswa memutuskan memilih sebuah jurusan berdasarkan minat dan bakat yang memang dimilikinya dan disertai pula oleh motivasi yang kuat dengan keyakinan bahwa jurusan tersebut adalah jurusan yang tepat bagi dirinya demi meraih cita-citanya, meski jurusan yang dipilihnya tersebut mungkin bukanlah jurusan favorit.

Dan kecenderungan yang terakhir adalah seorang memilih jurusan yang sebenarnya sama sekali bukan minatnya dan juga bukan termasuk jurusan favorit, namun semata hanya demi pertimbangan agar bisa lolos SNMPTN dan bisa kuliah di PTN. Sebagai contoh misalnya, seorang siswa sebenarnya punya minat agar kuliah di jurusan Hubungan Internasional yang bergengsi tinggi, namun karena tidak percaya diri untuk bisa lolos seleksi dan diterima di jurusan tersebut, siswa tersebut lalu “banting stir” memilih jurusan Sastra Daerah, yang jumlah peminatnya sedikit. Alasannya, yang penting asal bisa lolos SNMPTN dan bisa kuliah di Perguruan Tinggi Negeri. Setidaknya dengan kuliah di PTN maka gengsi dirinya di mata lingkungan akan naik, baik itu di lingkungan teman-temannya maupun di lingkungan keluarga. Hal ini sudah tentu dapat dikatakan sebagai suatu sikap yang ceroboh, karena tujuan utama kuliah adalah untuk membekali diri dengan ilmu-ilmu yang harus dipelajari sesuai minat dan bakatnya masing-masing, dan bukan oleh egoisme gengsi semata.

Berangkat dari ketiga kecenderungan di atas, alangkah baiknya kita benar-benar teliti dalam mempertimbangkan dan menetapkan pilihan jurusan apa yang hendak kita masuki. Karena salah atau benarnya langkah kita di awal maka akan banyak memberikan pengaruh di langkah-langkah kita selanjutnya. Amat disayangkan jika waktu dan biaya yang kita miliki hanya menjadi terbuang percuma tanpa menghasilkan sesuatu yang maksimal dan berguna bagi masa depan kita.

JURUSAN KULIAH BERMASA DEPAN CERAH



BUTUH GURU KE RUMAH UNTUK ANAK ANDA?

Pada dasarnya, semua pekerjaan memiliki peluang untuk memberikan penghasilan besar kepada pelakunya, dengan catatan apabila pekerjaan itu dilakukan dengan sungguh-sungguh, ulet dan semaksimal mungkin. Masih berkaitan dengan konteks ini, ada sebuah buku yang mengangkat topik tentang jurusan-jurusan yang disebut sebagai jurusan-jurusan yang menjanjikan masa depan. Dengan menyertakan alasan-alasan logis yang saling berhubungan satu sama lain antara ilmu yang dipelajari dengan ketika ilmu tersebut diaplikasikan di dunia lapangan pekerjaan menjadikan buku yang ditulis oleh Ina Liem ini menjadi “sesuatu”.

Di dalam bukunya, Ina Liem menempatkan urutan nama-nama jurusan berdasarkan pada besarnya peluang yang dimiliki oleh masing-masing jurusan tersebut. Dalam pembahasannya Ina menempatkan jurusan matematika di urutan pertama. Salah satu alasannya, seorang pakar matematika akan memegang peranan penting dalam hal menganalisa. Di dalam perusahaan-perusahaan besar berskala Internasional manapun yang namanya pakar analisa sudah pasti akan menempati posisi yang sangat strategis, dan memainkan peran yang sangat essensial, terutama dalam memberikan masukan-masukan kepada decision maker sebelum mengeluarkan sebuah kebijakan. Segala pertimbangan yang diberikan oleh seorang pakar analisis, terutama menyangkut hitung-hitungan bisnis, capabilities and resources perusahaan, profits yang kira-kira bisa dihasilkan serta pertimbangan aspek-aspek lainnya sudah pasti akan menjadi pertimbangan penting. Di sini peran ahli matematika memang tidak sendiri, ia juga akan melibatkan pakar IT atau pakar-pakar lainnya sesuai kebutuhan, namun dengan alasan-alasan yang diuraikan di atas, maka sangat masuk akal jika lulusan matematika memiliki bargaining position yang tinggi dalam meraih masa depan.

Untuk urutan nomor dua. Ina menempatkan jurusan Teknik Informatika sebagai jurusan yang memiliki masa depan cerah. Ina memberikan alasan yang masuk akal pada pilihannya ini, yaitu dengan melihat kemajuan teknologi yang kian pesat dewasa ini maka kondisi tersebut akan terus diikuti pula oleh semakin meningkatnya kebutuhan-kebutuhan perusahaan akan informasi. Tidak ada yang dapat menyangkal bahwa informasi saat ini sudah menjadi aspek kebutuhan yang sangat mendasar demi menunjang berbagai macam kepentingan, termasuk kepentingan bisnis, baik itu yang bersifat jangka panjang maupun yang bersifat jangka pendek.

Berikutnya Ina menyebutkan jurusan Teknik Kimia sebagai jurusan yang juga bermasa depan cerah dan akan memberi penghasilan besar bagi lulusan-lulusannya. Ina mencontohkan beberapa sample produk yang melibatkan adanya campur tangan para pakar kimia, yaitu pasta gigi, sabun, shampoo, sabun cuci, dan sebagainya. Lebih lanjut Ina menjelaskan, bahwa dengan semakin tingginya faktor kebutuhan masyarakat terhadap barang-barang tersebut, maka sudah pasti akan diiringi pula oleh semakin berlomba-lombanya para produsen dalam berusaha memenuhinya. Fenomena yang muncul kemudian adalah semakin meningkatnya persaingan di antara pelaku bisnis yang dalam hal ini adalah para produsen. Maka disinilah seorang ahli kimia akan memainkan peran yang sangat strategis demi menciptakan inovasi-inovasi produk unggulan terbaru demi menjawab persaingan pasar.

Selanjutnya Ina menyebutkan 4 jurusan lainnya yang memiliki peluang sangat besar untuk menunjang masa depan seorang lulusan Perguruan Tinggi jika diorientasikan pada sisi penghasilan atau gaji, yaitu Manajemen, Geologi, Teknik Pertambangan dan Teknik Perminyakan. 

Namun demikian, apapun itu jenis pekerjaannya, atau sehebat apapun lulusannya, satu hal yang tetap harus sangat diperhatikan adalah Soft Skills, yaitu kemampuan untuk berinteraksi dan bekerjasama dengan orang lain secara baik dan efektif hingga terbangun suasana yang harmonis dan kondusif dimanapun lingkungan tempat kita berada dan bekerja.

Jumat

MENUMBUHKAN KARAKTER DALAM PENDIDIKAN


BUTUH GURU KE RUMAH UNTUK ANAK ANDA?

Definisi karakter menurut Pusat Bahasa Kemendikbud adalah “bawaan, hati, jiwa, kepribadian, budi pekerti, perilaku, personalitas, sifat, tabiat, temperamen, watak”. Definisi ini mengacu pada
sikap dan ketrampilan seseorang yang mana pada pengaplikasiannya nanti akan menjadi semacam ‘penanda’ yang kemudian di-identik-kan pada diri seseorang berdasarkan apa yang dilakukannya. Sebagai contoh saja misalnya, seseorang yang suka mencuri, pemarah, pemabuk, maka orang lain akan diidentikan sebagai orang yang berkarakter buruk. Begitu pula sebaliknya.
 
Berbicara tentang karakter dalam kaitannya dengan dunia pendidikan adalah dengan melihat bagaimana sikap seorang siswa setelah menempuh pendidikan. Sebelumnya kita juga harus melihat terlebih dulu bahwa selama ini sistem pendidikan di Indonesia umunya masih diorientasikan pada pencapaian angka, angka hasil ujian, test-test, dan sebagainya. Fokus pembelajaran di sekolah pun cenderung lebih ditekankan hanya pada apa yang terdapat di dalam kurikulum saja. Padahal ukuran keberhasilan seorang siswa sudah seharusnya mencakup hal yang lebih luas lagi, dan tidak hanya terpaku pada pencapaian angka-angka saja. Pendidikan di sekolah pun sudah seharusnya memiliki relevansi terhadap kehidupan sehari-hari siswa tersebut, baik di lingkungan sekolah maupun di luar lingkungan sekolah.

Berangkat dari sinilah kita seharusnya menyadari perlunya pembentukan karakter siswa agar nilai-nilai pelajaran yang mereka dapat di sekolah juga harus sejalan dengan pengaplikasian karakter mereka di tengah masyarakat. Satu contoh kecil saja misalnya, ada seorang siswa yang secara akademik terkenal sangat pintar di sekolah, namun ketika siswa tersebut berada di tengah-tengah masyarakat, justru opini yang melekat pada diri siswa tersebut ternyata sangat bertolak belakang. Misalnya, ia dikenal suka mencuri, suka mengganggu temannya, dan lain sebagainya. Tentu ini adalah sebuah ironi.

Pendidikan karakter itu sendiri pada dasarnya adalah pendidikan yang diorientasikan pada penanaman nilai-nilai etika pada diri seseorang yang kemudian diapresiasikan dalam wujud perkembangan nilai positif pada diri individu-individu di dalamnya. 

Langkah yang paling sederhana untuk mengajarkan nilai-nilai etika adalah dengan terlebih dulu menanamkan pemahaman kepada para siswa tentang apa yang benar dan apa yang salah, tentang apa yang baik dilakukan dan apa yang tidak baik untuk dilakukan, dan lalu untuk selanjutnya biasakanlah para siswa tersebut untuk mulai mengerjakan apa-apa saja yang dianggap benar dan baik, serta menjauhi perbuatan-perbuatan yang tidak baik. It’s a simple.

Pada prinsipnya, pembentukan karakter seorang siswa memiliki kecenderungan kuat dipengaruhi oleh lingkungan, perilaku orang-orang di sekitar, dan terpenting adalah perilaku dari orang-orang yang dijadikan panutan oleh para siswa tersebut. Dalam hal ini guru misalnya.  Di sini peran penting para guru adalah memberi contoh yang baik, baik dalam bersikap, berkata-kata, maupun baik dalam berperilaku pada saat menyikapi sesuatu, karena berawal dari sini lah para siswa tentu akan meneladaninya, dan secara otomatis pula akan memberi pengaruh pada pembentukan karakter siswa tersebut.