Kamis

Jadi Sarjana Bisa Hanya 3 Tahun



BUTUH GURU LES PRIVAT UNTUK ANAK ANDA?
JIKA ANDA MENCARI GURU PRIVAT, SILAHKAN KLIK LES PRIVAT


Pada umumnya kuliah jenjang Strata 1(S1) biasanya harus melewati masa pendidikan selama minimal 4 tahun atau 8 semester. Kini masa pendidikan kuliah S1 bisa lebih cepat lagi yaitu hanya 3 tahun saja.

UPH (Universitas Pelita Harapan) memberikan terobosan baru. UPH menciptakan sistem kuliah baru untuk program sarjana yaitu kuliah dengan masa studi hanya 3 tahun. Hal tersebut tertuang dalam sistem belajar Dalam rangka menyambut kedatangan mahasiswa baru UPH.


Rosse Hutapea, selaku PR Section Head UPH, menjelaskan bahwa sistem pendidikan ini diberi nama Trisemester. Jadi ada 3 semester selama 1 tahun. Tidak ada perubahan dengan yang signifikan dengan kuliahnya. kuliahnya tetap 7 atau 8 semester, hanya saja dipadatkan selama 1 tahun yang umumnya 2 semester  menjadi 3 semester.

Dalam sistem perkuliahan trisemester ini, materi kuliah yang diberikan tidak dikurangi, cm waktu liburan saja yang dikurangi. Sehingga mahasiswa tidak ada libur panjang. Dan mahasiswa bias langsung masuk ke semester berikutnya. Dengan sistem seperti ini, UPH ingin menciptakan lulusan yang cepat tp tidak mengurangi kualitasnya.





Tidak Lulus Kuliah Tetapi Bisa Menjadi Jawara MasterChef 3



BUTUH GURU LES PRIVAT UNTUK ANAK ANDA?
JIKA ANDA MENCARI GURU PRIVAT, SILAHKAN KLIK LES PRIVAT



Zaman sekarang kuliah tidak lagi menjadi jaminan seseorang dapat sukses dalam kehidupan. Banyak sekali orang-orang yang sukses tanpa lulus kuliah. Salah satunya William Gozali. William Gozali adalah juara Master Chef season 3. Dia rela berhenti kuliah agar hobi memasaknya dapat tersalurkan.

Dulu dia pernah kuliah jurusan manajemen sesuai keinginan ayahnya. Awalnya dia mencoba untuk menikmati kuliah di manajemen. Akan tetapi karena dia kurang minat dengan kuliah manajemen, dia tidak dapat bertahan lama disana. Dia hanya bertahan 3 semester disana. 

Awalnya ayahnya sangat tidak setuju dengan keputusan William untuk meninggalkan kuliah. Tetapi karena William sudah tidak punya niat lagi untuk belajar disana, ayahnya pun menyerah juga.

Setelah itu william meninggalkan kuliahnya dan segera menekuni hobinya yaitu hobi dibidang kuliner. Sebagai langkah awalnya dalam menekuni bidang kulinernya, William memulai dunia barunya dengan mengambil pelatihan singkat di salah satu sekolah memasak. Sekolah memasak tersebut berada di wilayah sekitar lebak bulus, Jakarta selatan.

Sebelum menjadi peserta Master Chef (kompetisi memasak), Dia awalnya bekerja di salah satu restoran yang mempunyai tema Italian food di mall yang berada di sekitar Jakarta Selatan. Sebelum jadi pemenang master chef season 3, tentunya perjuangan yang ia lakukan sangat berat. Bahkan dulu dia pernah gagal lolos master chef season 2. Kegagalan di master chef season 2 tidak membuatnya patah semangat. Hal ini ditunnjukkannya dengan mengikuti kembali master chef season 3.

Dari pengalaman di master chef dia belajar banyak tentang ilmu kehidupan. William percaya bahwa semua keinginan bisa kita raih jika kita mau fokus dalam mendapatkan keinginan kita. Sekarang William mempunyai keinginan untuk belajar kuliner di luar negeri, yaitu New Zealand dan dapat bekerja di Australia. Semoga keinginannya dapat tercapai.

Keterbatasan Ekonomi Tidak Membuat Septi Putus Kuliah




BUTUH GURU LES PRIVAT UNTUK ANAK ANDA?
JIKA ANDA MENCARI GURU PRIVAT, SILAHKAN KLIK LES PRIVAT




Sekarang ini, sepeda sering menjadi alat alternatif untuk berolahraga bagi sebagian orang. akan tetapi, hal tersebut tidak berlaku oleh Septi Dwirahayu. Septi terpaksa menggunakan sepeda dari tempat tinggalnya ke kampus karena tidak mempunyai biaya yang cukup untuk kuliah. Septi kuliah di kampus UNY (Universitas Negeri Yogyakarta). Jarak antara tempat tinggal dengan kampusnya cukup jauh yaitu sekitar 20km.

Septi tinggal di Dusun Tegalrejo, Sumbersari, Moyudan, Sleman. Setiap hari Dia selalu mengendarai sepeda (dengan semangat) dari rumahnya menuju Yogyakarta melewati jalan Godean. Dari rumah ke kampusnya memerlukan waktu sekitar 60 menit.

Walaupun dia berasal dari keluarga kurang mampu tetapi tidak membuat ia patah semangat untuk meraih cita-citanya. Sayangnya dia tidak tembus seleksi jalur undangan Bidik Misi. Dengan semangat pantang menyerah, septi juga mencoba jalur lain yaitu jalur SNMPTN (Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri). Syukurnya usahanya tidak sia-sia, dia berhasil masuk SNMPTN pada jurusan Bimbingan Konseling UNY.

Ayah Septi tidak dapat berbuat apa-apa. Dia hanya bekerja menjadi buruh pembelah kayu bakar. Dia terpaksa menjual tanah warisan dari neneknya septi karena tidak ada pilihan lain. Beruntungnya, Septi mendapatkan beasiswa BBM (Bantuan Belajar Mahasiswa) sehingga dia bisa kuliah dengan gratis di UNY.

setelah permasalahan biaya kuliah selesai, timbul lagi masalah baru yaitu masalah ongkos transport dari tempat tinggalnya ke UNY. Yang pasti dia tidak bisa kos seperti teman-temannya karena biaya tidak punya uang lebih untuk kos. Oleh karena itu septi berinisiatif untuk mengendarai sepeda pulang pergi dari rumah ke kampus hingga balik lagi ke rumahnya.

Septi berkata bahwa kalau ada mata kuliah yang masuk jam 7 pagi, dia akan berangkat dari rumah sebelum jam 6 pagi, apalagi kalau ada hambatan lain seperti hujan dan lain-lain. syukurnya di kampus, Septi sering ditraktir makan dikantin oleh teman-teman kampusnya dan dia selalu irit-irit agar menghemat uang saku.

Walaupun septi mempunyai banyak kekurangan akan tetapi hal ini bertolak belakang dengan prestasi septi di kampusnya. Prestasi septi di kampusnya sangat memuaskan. Dia pernah berhasil membuat karya-karya ilmiah dengan judul Identifikasi Karir Anak Tunarungu, Keefektifan Mind Mapping Technique pada Anak Berkesulitan Belajar dan Pengembangan Iqra’ Alphabet pada Anak Tunagrahita Kategori Ringan. Selain itu Septi juga meraih IPK (indeks prestasi kumulatif) cumlaude dengan nilai 3,7.

berdasarkan kesaksian salah satu teman kuliahnya, yaitu Murtisari Laras, Septi lumayan aktif dalam organisasi fakultas maupun ketika mengikuti materi kuliah di kelas. Murtisari berkata bahwa Septi termasuk mahasiswi yang pintar. septi juga cepat memahami materi kuliah di kelas dan juga aktif di himpunan mahasiswa PLB dan DPM FIP.