Kamis

RIBUAN SISWA-SISWI SMA/SMK MENGIKUTI PENDIDIKAN DI SEKOLAH POLISI

BUTUH GURU LES PRIVAT UNTUK ANAK ANDA?
JIKA ANDA BUTUH GURU PRIVAT, SILAHKAN KLIK LES PRIVAT

 
Ribuan siswa-siswi SMA/SMK dari berbagai daerah akan mengikuti program Gerakan Apresiasi Karakter Siswa Indonesia (G-Aksi) di Sekolah Polisi Negara Polda Metroj Jaya di Lido, Kabupaten Bogor.
Program ini merupakan kerjasama dengan Polda Metro Jaya dan Ditjen Pendidikan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Hal ini merupakan salah satu tujuan untuk menghentikan tawuran antar pelajar
Di sela-sela lokakarya bertajuk Prahara Tawuran : Problem dan Solusi yang digelar Pusat Studi Pancasila Universitas Pancasila di Jakarta, Kamis (22/1/2012). Kombespol Yosi Hariyoso,  Direktur Binmas Polda Metro Jaya mengatakan bahwa Polisi bergerak cepat untuk membantu anak-anak muda untuk punya kepemimpinan yang berkarakter. Mereka menjalani program ini dalam beberapa gelombang. Gelombang pertama sudah dimulai. Bahkan, para murid ini dididik langsung oleh pendidik di Lemhanas.
Polda Metrojaya juga sudah menyiapkan berbagai pemangku kepentingan mulai dari Kemendikbud, DPR, hingga sekolah di Hotel Sultan Jakarta beberapa waktu lalu.
Program ini untuk menyamakan keinginan menyetop tawuran untuk para pelajar di Jakarta dan sekitarnya. program G-Aksi pada gelombang pertama diikuti 228 siswa dan gelombang kedua 300 siswa. Ada rencana untuk memberi program serupa untuk 3.000 siswa SMK.
Yosi mengatakan bahwa Yang memilih siswa, ya sekolah. Kita minta yang punya 'kelebihan', termasuk yang terlibat tawuran. Harapannya setelah ikut program ini mereka punya karakter yang lebih baik.
Secara tidak bersamaan , Marlock, Koordinator Forum Peduli Pendidikan dan Pelatihan Menengah Kejuruan Indonesia (FP3MKI) menjelaskan bahwa mengirim siswa yang terlibat tawuran ke Lido sebagai wujud keputusasaan Ditjen Pendidikan Menengah.”
Marlock mengatakan bahwa Justru dengan membuat program seperti itu semakin menegaskan kegagalan dunia pendidikan di Indonesia mendidik anak bangsa sesuai dengan yang diharapkan bangsa.
Menurut Marlock, guru-guru jaman sekarang gagal untuk mendisiplinkan, menertibkan dan membentuk akhak mulia para siswanya . Guru dan wali murid justru yang harus bekerjasama untuk membina para siswanya untuk menjadi anak-anak yang santun, mandiri, dan kreatif.