Jumat

HOMESCHOOLING / SEKOLAH RUMAH / SEKOLAH NON FORMAL

BUTUH GURU LES PRIVAT HOMESCHOOLING?





Homeschooling atau disebut juga rumah pendidikan yaitu satu metode belajar mengajar yang mana pelaksanaannya dilakukan di rumah dengan beberapa alasan, di antaranya:


a)      Adanya kekhawatiran dari pihak orang tua. Dalam konteks ini, sebut saja misalnya, di satu sekolah telah terbentuknya sebuah opini atau image yang kurang baik. Hal ini dikhawatirkan akan membawa pengaruh buruk pula terhadap perkembangan psikologis sang anak, sehingga ia pun lalu urung mensekolahkan anaknya di sekolah tersebut dan memilih alternative Homeschooling sebagai pilihan terbaik. 

b)     Alasan lainnya, orang tua menjadikan Homeschooling sebagai “sekolah tambahan” selain ia juga mensekolahkan anaknya di sekolah formal. Sebagai contoh misalnya, pihak orang tua mendatangkan seorang guru agama khusus dari pesantren untuk mengajar anak-anaknya di rumah, tidak hanya sebatas mengajar anaknya mengaji atau membaca Al Qur’an saja namun lebih dari itu, misalnya untuk mengajarkan tentang pendidikan agama yang lebih mendalam lagi terhadap anak-anaknya, menanamkan pendidikan moral, sikap dan perilaku sesuai ajaran agama seperti layaknya sebuah pendidikan pesantren.

c)      Adanya ketidakpercayaan dari pihak orang tua terhadap pola didik yang diterapkan di sekolah, bisa karena alasan penerapan kurikulumnya, atau bisa juga karena mempertanyakan kredibilitas para guru-gurunya setelah melihat para lulusannya dipandang tidak sesuai dengan standar harapan sebagaimana keinginan orang tua tersebut. Berangkat dari alasan tersebut, lalu orang tua memutuskan untuk melakukan pengawasan secara langsung terhadap proses pendidikan sang anak, namun tetap dengan mendatangkan guru-guru pilihan yang dianggap kredibel sesuai standar penilaiannya. 

d)     Homeschooling sebagai alternatif pilihan untuk menyikapi kondisi-kondisi tertentu, misalnya, dikarenakan pihak orang tua terikat suatu pekerjaan yang menuntut mereka untuk harus berpindah-pindah dalam kurun waktu yang relatif panjang. Dan atas pertimbangan, kondisi demikian tentu akan dapat mempengaruhi psikologis anak-anak mereka jika harus mengikuti “pola hidup” orang tuanya dengan selalu berpindah-pindah sekolah, maka pihak orang tua memutuskan untuk mengambil alternatif homeschooling. Pola belajarnya bisa dengan mengikut sertakan guru-guru khusus di dalam setiap perjalanan mereka atau bisa juga dengan mengadaptasi pola didik online atau by internet yang tentunya tetap dengan bimbingan khusus dari “guru-guru online” yang telah ditentukan sebelumnya.





METODOLOGI HOMESCHOOLING



Ada berbagai macam metodologi dalam penerapan pola pendidikan Homeschooling, namun umumnya banyak keluarga yang memilih dengan menggunakan pendekatan eklektik yaitu sebuah istilah yang merujuk pada sistematika dalam konseling yang berpegang pada pandangan teoretis dan pendekatan (approach), yang merupakan perpaduan berbagai unsur yang diambil atau dipilih dari beberapa konsepsi, mulai dari yang sangat tidak terstruktur (unschooling) hingga yang sangat terstruktur seperti belajar di sekolah (school at-home).


Model pendekatan yang kerap digunakan oleh para orang tua dalam homeschooling yaitu dengan menggunakan metode Unit Studies approach, sebuah pendekatan dimana dalam pengaplikasiannya siswa tidak hanya belajar satu mata pelajaran tertentu saja melainkan sekaligus mempelajari beberapa mata pelajaran (Sejarah, Matematika, IPA, Agama, IPS, Bahasa, Geografi, dsb) melalui sebuah tema yang terintegrasi dalam satu topikal disesuaikan dengan usia siswa.

Model pendekatan lainnya adalah seperti yang dikembangkan oleh Charlotte Mason, yang dalam pendekatannya lebih menekankan pada penanaman pola sikap, perilaku dan kebiasaan baik, baru kemudian diikuti dengan mengajarkan ketrampilan-ketrampilan dasar seperti; membaca, menulis dan berhitung. 

Dalam pengaplikasiannya, Charlotte Mason kemudian membawa anak-anak didiknya ke dalam praktek nyata, sebagai contoh misalnya mengunjungi museum, mengunjungi perpustakaan dan lain sebagainya sampai kepada hal-hal yang sifatnya refreshing, misalnya jalan-jalan, liburan atau bahkan belanja ke pasar.

Pendekatan lainnya adalah Classical Approach. Sebuah pendekatan yang tetap menggunakan kurikulum sebagai panduan namun distrukturkan dengan mengikuti tahap perkembangan anak. Di dalam pendekatan ini, penekanannya cenderung lebih ditujukan kepada kemampuan ekspresi verbal dan tertulis berbasis teks, bukan gambar.

Sementara untuk model pendekatan Unschooling atau pendekatan yang tidak berstruktur merupakan model pendekatan lain yang sifatnya lebih kepada memfasilitasi, dengan didasarkan sebuah pemahaman bahwa setiap anak pada dasarnya telah memiliki keinginan untuk belajar dan itu sudah menjadi sifat alamiahnya. Model pendekatan Unschooling ini mengacu pada pola on demand yang tidak bergantung pada buku teks namun tetap memerlukan peran orang tua atau pengajar dalam memberikan umpan balik ketika sang anak bertanya.  


Istilah Unschooling yang diperkenalkan oleh John Holt ini mengarahkan agar orang tua tidak lagi menerapkan cara-cara otoritatif dalam memaksakan pendidikan kepada anak melainkan agar para orang tua bersikap interaktif.





KELEBIHAN DAN KEKURANGAN HOMESCHOOLING



Sebagai sebuah pilihan dimana pihak orang tua memutuskan untuk bertanggung jawab langsung terhadap pendidikan anaknya, sudah tentu pilihan ini tidak sepenuhnya memiliki effect positif terhadap perkembangan pendidikan sang anak. Seperti halnya dengan pola pendidikan yang diterapkan di sekolah regular yang selain memiliki effect positif juga negatif terhadap anak, terlepas dari seberapa besar presentasenya dari effect yang ditimbulkan, metode Homeschooling juga memiliki berbagai kekurangan selain juga kelebihan.


Pada prinsipnya, walau metode Homeschooling ini menempatkan orang tua sebagai penanggung jawab penuh dalam hal pengawasannya namun bukan berarti orang tua akan terjun 100% di dalam pola pengajarannya, karena untuk kondisi-kondisi tertentu, orang tua bisa melibatkan guru privat misalnya. Dan juga memanfaatkan berbagai sarana-sarana yang sekiranya akan dapat mendukung pendidikan anak.
Kembali ke soal kelebihan dan kekurangan dari metode Homeschooling tadi, berikut adalah catatan perbandingannya:

Kelebihan Homeschooling:
1)       Dapat dibuat pengaturan pola pembelajaran yang disesuaikan dengan tingkat kebutuhan anak, dan terutama juga dalam hal biaya pendidikan akan dapat disesuaikan dengan kondisi keluarga atau orang tua.

2)       Homeschooling memberikan kesempatan yang lebih besar pada anak untuk mengembangkan kreatifitasnya secara individual. 

3)       Dengan adanya pengawasan penuh, orang tua akan lebih dapat melihat segala potensui yang ada pada diri anak tersebut yang mungkin saja terlewatkan jika anak tersebut mengikuti pendidikan regular.

4)      Anak akan lebih terlindung dari pengaruh-pengaruh buruk yang mungkin terdapat di dalam pergaulan sekolah regular, sebagai contoh misalnya; mencontek atau yang lebih parah adalah pengaruh drugs yang dewasa ini seolah sudah bukan suatu hal yang asing untuk terjadi di lingkungan pergaulan sekolah, bahkan sampai ke tingkat SMP.

5)       Secara tidak langsung, sedikit banyaknya juga akan mempengaruhi kemampuan psikologis anak untuk beradaptasi dengan orang-orang yang berbeda umur. Ini dikarenakan anak tersebut akan lebih intens memperhatikan bagaimana sikap orang tuanya saat berinteraksi dengannya. Sebagaimana kecenderungan setiap anak, ia akan banyak belajar dari apa yang ia lihat.

Kekurangan Homeschooling:
1)       Membutuhkan komitmen yang tinggi dari pihak orang tua untuk selalu dapat terlibat langsung di dalam pola pendidikan sang anak. Ini tidak akan menjadi masalah jika orang tua tidak memiliki kesibukan lain.  Namun jika situasinya berbeda, tentu sudah dapat dipahami kalau ini akan menjadi masalah tersendiri.

2)       Mempersempit kesempatan anak dalam bersosialisasi dengan lingkungan yang lebih luas lagi. Hal ini dapat berakibat buruk dan memiliki kecenderungan untuk menimbulkan kejenuhan pada anak. Perlu diingat, pada saat-saat tertentu seorang anak sudah pasti akan sangat membutuhkan hadirnya orang lain di dalam lingkungannya, kehadiran teman misalnya.

3)       Anak akan terbiasa melakukan banyak hal secara individual, artinya ini akan meningkatkan resiko tinggi yang kelak akan membentuk karakter anak tersebut sebagai pribadi yang individualistik. 

4)      Sebagai effect dari intensive protection yang diberikan orang tua terhadap anak akan melahirkan tingkat ketergantungan yang tinggi pada diri sang anak, dan sangat dimungkinkan jika suatu saat kelak ketika anak tersebut harus menghadapi satu permasalahan, ia akan memiliki kecenderungan besar untuk menyerah atau bahkan melarikan diri tanpa sedikitpun kemampuan untuk menghadapi atau menyelesaikan masalahnya.


Pada prinsipnya, diperlukan adanya suatu pemahaman pada diri orang tua sebelum memutuskan metode seperti apa yang akan diterapkan dalam memberikan pendidikan kepada anaknya, sebab metode Homeschooling itu hanyalah sebagai  salah satu cara saja dan bukan satu-satunya cara.