Menjelang pelaksanaan Ujian Nasional
yang akan dilaksanakan pada tanggal 15 April 2013 ini, pihak Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan telah melakukan berbagai langkah persiapan yang sifatnya
lebih antisipatif dibanding dengan tahun-tahun sebelumnya, demi menghadapi
segala kemungkinan terjadinya kecurangan dalam pelaksanaan UN. Selain yang telah
diberitakan sebelumnya bahwa dalam Ujian Nasional kali ini pemerintah akan
menerapkan metode 20 variasi dalam naskah-naskah soal ujian, mulai dari tingkat
SMP sampai tingkat SMA sederajat. Selain itu, pemerintah juga akan menggunakan
format baru di dalam pengadaan naskah soal ujian yakni dengan menyatukan antara
lembar naskah soal dan lembar jawaban dalam satu kertas. Tidak hanya sampai di
situ, karena pada setiap lembar jawabannya nanti juga terdapat Barcode yang
akan mengindikasikan kode naskah ujian. Untuk pelaksanaan Ujian Nasional kali
ini, Pemerintah memang benar-benar menerapkan sistem pengamanan berlapis dan
tidak setengah-setengah demi mencegah terjadinya kecurangan di dalam
pelaksanaan UN.
Permasalahan kebocoran naskah soal ujian
nasional memang seperti sudah menjadi semacam “momok” nasional yang kerap kali
menghantui setiap tahunnya, dengan apapun alasan yang melatarbelakanginya. Menyikapi
hal tersebut, Teuku Ramli Zakaria, salah seorang anggota Badan Standar Nasional
Pendidikan (BSNP) menjelaskan bahwa dengan adanya format baru ini, jika nanti
sampai ada yang mau berbuat curang, sebagai contoh saja misalnya, dengan cara
menukar lembar jawaban, maka pada saat tahap pengkoreksian nanti lembar
jawabannya tidak akan sesuai dengan isi dari naskah soal karena berkat adanya Barcode.
Artinya kecurangan pasti akan dengan sangat mudah terdeteksi.