Senin

MENGENAL MATEMATIKA SEJAK DINI



BUTUH GURU LES PRIVAT UNTUK ANAK ANDA?

Bukan hal yang terlalu sulit untuk menemukan siapa orang yang tidak menyukai pelajaran matematika, dan rata-rata hampir dari semua yang tidak menyukai matematika kecenderungannya adalah dengan dilatarbelakangi oleh alasan yang sama, matematika itu sulit, bikin kepala nyut-nyutan pusing. Namun apapun stigma yang melekat pada matematika mau diakui atau tidak, matematika adalah satu hal yang sudah terlanjur melekat di dalam kehidupan kita sehari-hari, dari mulai yang bersifat sederhana sampai pada matematika dengan level yang sulit. Sebagai contoh saja misalnya, ketika kita membelanjakan sejumlah uang, sadar tidak sadar pada saat itu kita pun sedang berada di dalam hitung-hitungan matematika, berapa harga, berapa uang kembalian, berapa besar diskon, dan sebagainya.

Jadi bukan satu hal yang berlebihan jika kita pun -suka tidak suka- mulailah untuk menerima matematika sebagai satu hal yang penting, tidak hanya sebatas di dalam pelajaran sekolah saja, namun juga di dalam kehidupan kita sehari-hari. Dimulai dengan orang-orang di sekitar kita, orang-orang terdekat. Terutama kepada mereka yang pada saat itu masih masuk kategori usia dini atau anak-anak. Alasannya, matematika akan lebih mudah diterima oleh mereka yang pikirannya masih murni, dan belum terlalu banyak tercampur oleh masalah-masalah hidup.

Dalam penyampaiannya dapat dilakukan dengan cara-cara yang mudah dan dibuat menarik, misalnya dengan cara menggunakan permainan-permainan yang umumnya pasti disukai oleh anak-anak. Cara seperti ini oleh Ali Godjali, Presiden Asian Science and Mathematics Olympiad for Primary School (ASMOPS) diperkenalkan dengan istilah GASING. Metode GASING itu sendiri adalah sebuah istilah untuk menyingkat kata-kata Gampang, Asik dan Menyenangkan, yang dalam penyampaiannya, menurut Ali, yang juga merupakan lulusan Mathematics, Barkeley University, America ini dijelaskan hampir tidak menggunakan rumus-rumus yang dapat membuat pusing anak-anak, karena disampaikan dengan menggunakan pendekatan logika yang sederhana.

Banyak metode yang bisa dipergunakan untuk “mengakrabi” matematika. Namun apapun metode yang dipakai, pada prinsipnya adalah, semakin baik suatu metode maka harus semakin memudahkan pula bagi penggunanya dalam mencerna dan memahami matematika.
Selain menggunakan teknik permainan seperti yang telah diutarakan sebelumnya tadi, cara berikutnya adalah dengan memanfaatkan bantuan alat peraga. Pemanfaatan alat peraga umumnya cocok untuk digunakan oleh siswa Sekolah Dasar, terutama untuk mereka yang masih duduk di kelas 1 sampai kelas 3. Yang paling sederhana adalah dengan menggunakan bantuan tangan atau alat-alat bergerak lainnya.
“Yang penting pada prinsipnya, harus aktif bergerak." ujar Ali yang juga Dosen matematika di Surya Institute, Tangerang.

Hal senada juga disampaikan oleh Srisetiowati Seiful, Direktur Eksekutif Surya Institute, yang juga hadir di dalam acara Asian Science and Mathematics Olympiad for Primary School (ASMOPS) di Hotel Grand Zuri, BSD City, Tangerang. Dalam pembelajarannya, metode GASING ini tetap  harus melibatkan peran orang tua, karena tidak cukup bagi siswa hanya dengan belajar apa yang sudah dipelajarinya di sekolah saja.

Selain cara-cara di atas, ada juga cara lain yang bisa digunakan dalam mempelajari matematika, seperti yang dilakukan oleh Sowanto Komala, yaitu dengan cara mensinergikan media ke dalam bentuk teks, gambar, animasi, grafik dan narasi yang menciptakan interaktivitas sehingga memudahkan siswa dalam memahami konsep-konsep Matematika, dan tentunya dengan cara yang seru dan menyenangkan.

Untuk menerapkan metode ini, Sowanto pun menciptakan sebuah software animasi untuk matematika dengan mengkombinasikan pendekatan yang memberikan fokus kepada siswa (student-centered), lingkungan pembelajaran interaktif (interactive learning environment) yang memanfaatkan kemajuan teknologi informasi (computer assisted information).

Dan sebagai tambahan informasi, software Animasi Matematika karya Sowanto ini telah digunakan oleh ratusan sekolah di Indonesia, di antaranya SMA Labschool, SMAN 8, SMA Al Azhar, dan SMP Marsudirini.