Banyak
dari kita bercita-cita untuk dapat menempuh pendidikan setinggi mungkin, namun
dengan beragam alasan pula yang menjadikan tidak semua orang dapat mencapai
cita-citanya tersebut. Namun bersyukurlah kita yang hidup di zaman sekarang
karena dewasa ini telah semakin terbuka luas kesempatan untuk dapat menggapai
cita-citanya tersebut, meskipun terbentur masalah finansial sebagai salah satu
faktor penghalang yang memang selama ini kerap terjadi.
Salah
satu peluangnya adalah karena telah semakin banyak lembaga-lembaga ataupun
instansi pemerintah baik di dalam maupun di luar negeri yang menyediakan
program beasiswa terkait dalam hal pendidikan.
Namun
meski demikian, ternyata masih banyak juga di antara kita yang belum mengetahui
cara-cara untuk memperoleh kesempatan mendapatkan beasiswa, termasuk tentang
bagaimana memenuhi persyaratan-persyaratan untuk mendapatkannya.
Untuk
informasi, berikut akan diuraikan tentang bagaimana untuk mendapatkan beasiswa
dan semoga akan memberi manfaat bagi siapapun yang memiliki minat kuat untuk
dapat meneruskan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi, khususnya untuk
jenjang perguruan tinggi di luar negeri.
Ada
beberapa istilah yang sudah sering kita temui terkait dengan pengajuan diri
untuk mendapatkan beasiswa pendidikan, antara lain: GPA Trancript,
TOELF dan IELTS, GRE, GMAT, statement of purpose, personal history
statement, recommendation letter, dan curriculum
vitae.
Istilah-istilah di atas dapat dengan mudah kita cari tahu
pengertiannya, baik dengan cara bertanya atau dengan browsing internet, lalu dengan pengertian yang kita dapatkan, kita
pun tinggal mengisinya atau melengkapinya dengan data-data yang kita miliki.
Namun ternyata tidak sesederhana itu karena setiap lembaga
atau instansi pemerintah yang menyediakan program beasiswa sudah pasti memiliki
standarisasi-standarisasi tertentu untuk dapat mempertimbangkan surat-surat
permohoman yang masuk. Di sinilah diperlukan kemampuan para calon kandidat
penerima beasiswa untuk menyikapinya.
Berikut kita akan bahas satu persatu mengenai istilah di atas sebagai persyaratan untuk mendapatkan beasiswa di luar negeri, terutama di perguruan tinggi-perguruan tinggi di Amerika Serikat:
Resume/Curriculum
Vitae
Resume dan Curriculum Vitae umumnya diletakkan sebagai
aplikasi bagian awal pada saat kita mengajukan surat permohonan yang setelahnya
nanti baru dilampirkan dokumen-dokumen pendukung guna melengkapi surat
pengajuan. Sebuah resume umumnya berisi pengenalan mengenai diri kita secara
umum, yang lalu dilanjutkan dengan menjabarkan informasi mengenai pendidikan,
pekerjaan, kegiatan ekstrakulikuler, ataupun kegiatan-kegiatan sosial dan
kegiatan penelitian yang mungkin pernah kita ikuti, dituliskan di dalam form Curriculum
Vitae.
GPA
Transcript
GPA atau IPK merupakan parameter yang digunakan oleh admission
committee untuk mengetahui
catatan akademik pelamar yang telah diraih pada perguruan tinggi sebelumnya
(*bagi pelamar beasiswa jenjang S2 dan S3). Jika memungkinkan, data dalam
transkrip ini juga digunakan untuk mengetahui ranking kelas (class
rank) dari pelamar. Secara
umum, sebagian besar perguruan tinggi di Amerika menyaratkan pelamar untuk
memiliki GPA minimal 3,00 dalam skala maksimum 4,00.
Jika GPA S1 kita di bawah 3,00 dan ingin sekolah di
perguruan tinggi top Amerika, disarankan untuk mengambil S2 terlebih dulu di
Indonesia dan usahakan untuk memperoleh GPA yang tinggi dan selanjutnya
mengambil S2 lagi atau S3 di Amerika. Walaupun memang masih beberapa perguruan
tinggi di Amerika Serikat yang memperbolehkan pelamar yang memiliki GPA di
bawah 3,00 untuk mendaftar, namun jumlahnya terbatas.
TOEFL
dan IELTS
TOEFL dan IELTS merupakan syarat tambahan untuk mengevaluasi
kemampuan berbahasa Inggris bagi pelamar yang bukan native
speaker. Namun demikian,
umumnya seorang pelamar tidak perlu mengikuti TOEFL atau IELTS jika dia
sebelumnya lulus dari perguruan tinggi yang menggunakan bahasa Inggris sebagai
bahasa pengantar. TOEFL biasanya diminta oleh perguruan tinggi yang berbasis
Amerika Serikat sedangkan IELTS umumnya diminta oleh perguruan tinggi yang
berbasis Inggris dan commonwealth-nya (Australia, New Zealand, dan sebagainya).
Namun, ada juga perguruan tinggi yang mau menerima TOEFL maupun IELTS.
Saat ini ETS, badan penyelenggara TOEFL International, menawarkan dua pilihan TOEFL yaitu Paper-based Test (PBT) dan Internet-based Test (IBT). Umumnya, berbagai perguruan tinggi di Amerika masih mau menerima kedua jenis TOEFL tersebut. PBT terdiri dari 3 bagian utama, yaitu listening, structure, dan reading ditambah bagian tambahan berupa Test of Written English (TWE). Nilai rata–rata dari 3 bagian utama tersebut merupakan nilai TOEFL asli dengan skala 310–677 sedangkan nilai TWE yang memiliki skala 0–6 akan disampaikan secara terpisah. Selanjutnya, IBT atau next generation TOEFL memiliki 4 bagian utama yaitu, reading, listening, writing, dan speaking. Masing–masing bagian memiliki skala nilai 0–30 sehingga skala total nilai TOEFL IBT adalah 0–120. Setiap jurusan dan perguruan tinggi memberikan syarat nilai minimum TOEFL yang berbeda–beda.
Bagi orang Indonesia yang jarang berbicara bahasa Inggris, PBT dapat menjadi pilihan yang lebih baik karena TOEFL jenis ini tidak meliputi tes speaking. PBT diadakan sebanyak 6 kali dalam setahun. Namun, sepertinya sekarang ini ETS hanya menawarkan TOEFL IBT di Indonesia. Dengan demikian, kemungkinan untuk saat ini TOEFL IBT menjadi satu–satunya pilihan. Keuntungan memilih TOEFL IBT ini adalah bahwa kita tidak diharuskan untuk mempelajari structure bahasa Inggris secara mendalam karena tidak ada bagian structure dalam TOEFL jenis ini. Namun jika kita memilih TOEFL PBT, kita dapat mengunjungi website ETS sekitar bulan Juni untuk mendapatkan jadwal TOEFL PBT.
Jika kita mengikuti TOEFL International maka ETS akan memberikan tawaran kepada kita untuk menentukan 4 perguruan tinggi yang akan menerima hasil TOEFL kita. Sebagian besar perguruan tinggi Amerika hanya mau mengakui nilai TOEFL kita melalui surat resmi yang dikirim langsung oleh ETS ke perguruan tinggi tersebut. Jika kita mendaftar ke 6 perguruan tinggi, kita bisa meminta ETS untuk mengirimkan hasil TOEFL ke 2 perguruan tinggi lainnya dengan biaya tambahan. Informasi pendaftaran tes ini dapat diperoleh melalui website ETS. Untuk persiapan TOEFL PBT, disarankan untuk menggunakan buku Cliff’s TOEFL Preparation Guide karangan Pyle dan Page.
GRE
Tes GRE merupakan tes standard yang digunakan oleh admission
committee untuk membandingkan
kemampuan potensi akademik dari setiap pelamar. Tes ini penting karena GPA
kurang sesuai untuk digunakan sebagai pembanding antar pelamar yang berasal
dari perguruan tinggi yang berbeda–beda.
Secara umum, tes GRE dapat dibedakan menjadi general test dan subject test. General test meliputi ujian analytical writing (skala 0–6), quantitative (skala 0–800), dan verbal (skala 0–800). Sementara itu, subject test ini berisi ujian khusus untuk jurusan tertentu, seperti subject test kimia, subject test musik, dan sebagainya. Umumnya, pelamar jurusan teknik hanya memerlukan general test saja. Sebagian besar perguruan tinggi Amerika tidak menetapkan nilai minimum GRE dalam persyaratan pendaftaran. Namun demikian, nilai GRE yang tinggi khususnya akan sangat membantu bagi yang memiliki GPA kurang tinggi.
Statement
of Purpose
Statement
of purpose merupakan esei dimana
di dalamnya kita diminta untuk bercerita tentang diri kita, antara lain tentang
apa yang melatarbelakangi kita untuk kuliah di perguruan tinggi yang kita tuju
tersebut, harapan yang ingin kita raih setelah diterima di perguruan tinggi
yang kita lamar tersebut.
Secara garis besar, isi esei lebih kepada tentang pengenalan
diri kita terkait halnya dengan dunia pendidikan, baik itu pengalaman maupun
minat dan harapan kita di masa depan terkait halnya dalam bidang pendidikan.
Personal History Statement
Personal
history statement kurang lebih hampir sama
dengan Statement of Purpose
di atas namun lebih
kepada hal-hal yang sifatnya personal ataupun latar belakang pribadi kita. Di
dalam personal history statement, kita dapat bercerita mengenai latar belakang dan
pengalaman hidup kita, meliputi budaya, keluarga, keuangan, dan sebagainya yang
sekiranya melatarbelakangi motivasi kita untuk melanjutkan pendidikan di perguruan
tinggi yang kita lamar tersebut.
Recommendation Letter
Admission
committee menggunakan recommendation
letter sebagai salah satu
kriteria penentuan dalam seleksi mahasiswa. Recommendation
letter dapat dibuat oleh 2–3
orang, misalnya dosen tempat kita kuliah S1 sebelumnya. Umumnya, pihak
perguruan tinggi di luar negeri, terutama Amerika sudah menyediakan form
tertentu yang berisi pertanyaan mengenai class
rank kita, seberapa lama
pengisi mengenal kita, penilaian kemampuan kita dalam menulis, melakukan riset,
berbicara, dan lain sebagainya.