Kamis

Keterbatasan Ekonomi Tidak Membuat Septi Putus Kuliah




BUTUH GURU LES PRIVAT UNTUK ANAK ANDA?
JIKA ANDA MENCARI GURU PRIVAT, SILAHKAN KLIK LES PRIVAT




Sekarang ini, sepeda sering menjadi alat alternatif untuk berolahraga bagi sebagian orang. akan tetapi, hal tersebut tidak berlaku oleh Septi Dwirahayu. Septi terpaksa menggunakan sepeda dari tempat tinggalnya ke kampus karena tidak mempunyai biaya yang cukup untuk kuliah. Septi kuliah di kampus UNY (Universitas Negeri Yogyakarta). Jarak antara tempat tinggal dengan kampusnya cukup jauh yaitu sekitar 20km.

Septi tinggal di Dusun Tegalrejo, Sumbersari, Moyudan, Sleman. Setiap hari Dia selalu mengendarai sepeda (dengan semangat) dari rumahnya menuju Yogyakarta melewati jalan Godean. Dari rumah ke kampusnya memerlukan waktu sekitar 60 menit.

Walaupun dia berasal dari keluarga kurang mampu tetapi tidak membuat ia patah semangat untuk meraih cita-citanya. Sayangnya dia tidak tembus seleksi jalur undangan Bidik Misi. Dengan semangat pantang menyerah, septi juga mencoba jalur lain yaitu jalur SNMPTN (Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri). Syukurnya usahanya tidak sia-sia, dia berhasil masuk SNMPTN pada jurusan Bimbingan Konseling UNY.

Ayah Septi tidak dapat berbuat apa-apa. Dia hanya bekerja menjadi buruh pembelah kayu bakar. Dia terpaksa menjual tanah warisan dari neneknya septi karena tidak ada pilihan lain. Beruntungnya, Septi mendapatkan beasiswa BBM (Bantuan Belajar Mahasiswa) sehingga dia bisa kuliah dengan gratis di UNY.

setelah permasalahan biaya kuliah selesai, timbul lagi masalah baru yaitu masalah ongkos transport dari tempat tinggalnya ke UNY. Yang pasti dia tidak bisa kos seperti teman-temannya karena biaya tidak punya uang lebih untuk kos. Oleh karena itu septi berinisiatif untuk mengendarai sepeda pulang pergi dari rumah ke kampus hingga balik lagi ke rumahnya.

Septi berkata bahwa kalau ada mata kuliah yang masuk jam 7 pagi, dia akan berangkat dari rumah sebelum jam 6 pagi, apalagi kalau ada hambatan lain seperti hujan dan lain-lain. syukurnya di kampus, Septi sering ditraktir makan dikantin oleh teman-teman kampusnya dan dia selalu irit-irit agar menghemat uang saku.

Walaupun septi mempunyai banyak kekurangan akan tetapi hal ini bertolak belakang dengan prestasi septi di kampusnya. Prestasi septi di kampusnya sangat memuaskan. Dia pernah berhasil membuat karya-karya ilmiah dengan judul Identifikasi Karir Anak Tunarungu, Keefektifan Mind Mapping Technique pada Anak Berkesulitan Belajar dan Pengembangan Iqra’ Alphabet pada Anak Tunagrahita Kategori Ringan. Selain itu Septi juga meraih IPK (indeks prestasi kumulatif) cumlaude dengan nilai 3,7.

berdasarkan kesaksian salah satu teman kuliahnya, yaitu Murtisari Laras, Septi lumayan aktif dalam organisasi fakultas maupun ketika mengikuti materi kuliah di kelas. Murtisari berkata bahwa Septi termasuk mahasiswi yang pintar. septi juga cepat memahami materi kuliah di kelas dan juga aktif di himpunan mahasiswa PLB dan DPM FIP.